Demikian disampaikan Ketua Umum Ikatan Duta Budaya dan Pariwisata Indonesia Doddy Matondang, di sela Pameran Budaya dan Pariwisata dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, di FX Plaza Senayan, Jakarta. Budaya dan pariwisata, lanjutnya, adalah aset terbesar bangsa, karena sekarang menjadi penyumbang devisa nomor empat bagi negara.
“Anak muda harus punya kepedulian. Lewat panggung budaya dan pariwisata, anak muda bisa tampil dan berkontribusi. Lewat panggung budaya dan pariwisata pula, kreasi dan inovasi anak muda bisa ditumbuhkan,” kata Doddy. Kontribusi anak muda untuk bangsa, tuturnya, tak melulu harus menjadi politisi atau akademisi. Kontribusi bisa dilakukan lewat panggung budaya dan pariwisata.
Anak muda harus menjadi duta-duta budaya dan pariwisata di daerahnya masing-masing, lewat berbagai kreasi dan inovasi. “Lewat panggung budaya, anak muda bisa mengekspresikan potensinya. Baik itu lewat kreasi tari-tarian atau lewat karya budaya lain, sehingga memperkaya khazanah budaya yang bisa menjadi potensi pariwisata,” ucapnya. Lewat budaya pula, jelas Doddy, anak muda dapat mengukukuhkan jati dirinya.
“Anak muda yang tak tercerabut dari akar budayanya bahkan bisa berkreasi lebih baik lagi, dan itulah yang diperlukan bangsa ini,” paparnya. Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam Rahmat Kardi, sepakat bila peringatan Sumpah Pemuda dijadikan momentum bagi anak muda untuk meneguhkan jati diri sebagai bagian dari rumah besar Indonesia. Di tangan anak muda, wajah Indonesia ditentukan.
“Pemuda sebagai agent of change tidak boleh tercerabut dari akar budaya-nya sendiri,” ujarnya. Budaya Indonesia yang adiluhung, terang Rahmat, harus terus digali dan dikembangkan di tengah dunia yang semakin bergerak maju. “Karena itu, budaya harus jadi nilai tambah bagi setiap pemuda Indonesia. Budaya adalah penentu identitas anak muda Indonesia di tengah arus globalisasi. Semua anak muda Indonesia mesti jadi duta-duta budaya, di mana pun berada,” tuturnya.
0 Response to "Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober"
Posting Komentar